Skip to main content

Lagu 'Jali-Jali' | Dari Sejarah Asal, Lirik, Makna dan Notasi Lagu Tersebut

myavitalia.com - "Inilah dia si jali-jali, lagunya enak-lagunya enak merdu sekali......". Itulah sekilas lirik lagu daerah yang berasal dari Ibukota Indonesia (Jakarta). Lagu yang bisa dibilang sudah sangat familier, karena lagu ini pun sering dibawakan pada acara-acara kirab budaya  betawi, juga pernah dibawakan oleh seniman betawi di acar-acara televisi.

Lagu ini menjadi menarik karena lagu jali-jali tersusun berupa jalinan pantun yang diiringi dengan musik betawi yang bernuansa ceria, yang tentunya bertujuan untuk menghibur hati yang lara.


Sejarah Lagu Jali-Jali

Dalam lagu jali-jali ini memiliki sebuah cerita sejarah dan makna dari tiap baitnya. Menurut certita yang ada, lagu jali-jali ini diyakini sebagai sebuah lagu yang dikembangkan oleh keturunan / peranakan-Tionghoa Jakarta yang dipadukan dengan sebuah musik gambang kromong.

Karena kentalnya lagu tersebut baik lirik atau gaya bahasanya dalam kebudayaan dan khaznah alam betawi, maka lagu tersebut ditetapkan sebagai lagu daerah Betawi (Jakarta)

Dalam cerita sejarah yang beredar di masyarakat, Lagu jali-jali merupakan lagu yang dipopulerkan oleh M. Sagi, seorang pimpinan orkestra keroncong pada tahun 1942.

Dalam perkembangnnya di tahun 1987 lagu jali-jali ini mendapatkan sebuah sentuhan aransemen yang memasukkan musik pengiringnya dengan alat musik asli dari betawi seperti  gambang kromong, tanjidor, sambrah dan kemudian dinyanyikan dalam bentuk paduan suara.

Aransemen tersebut merupakan Proyek dari Konservasi Kesenian Tradisional Betawi di bawah Dinas Kebudayaan DKI, yang didalamnya melibatkan Abdullah Iilyas, Suwarsana, Tan De Seng, dan kawan-kawan yang dipergelarkan di Taman Ismail Marzuki

Makna lagu Jali-Jali

Lagu jali jali yang merupakan jalinan pantun yang dipadukan dengan nada dan musik yang riang ini tentunya memiliki sebuah makna yang terkandung didalamnya.

Susunan pantun terlihat sekali bahwa di baris pertama dan kedua merupakan sampiran saja dan baris ketiga dan keempat adalah isi sebenarnya atau pesannya.

Pesan atau cerita yang nampak dalam baris ke tiga dan ke empat dari bait pertama hingga ketiga memiliki memiliki alur cerita perjalanan yang urut.

Bait pertama menceritakan perjuangan yang mengeluarkan pengorbanan, tak akan menjadi masalah jika hal tersebut membuat hati sang kekasih menjadi senang.
capek sedikit tidak perduli sayang
asalkan tuan asalkan tuan senang di hati

di bait ke dua melanjutkan cerita bahwa seorang bujang dan gadis dengan status ke-single-annya, masih memiliki kebebasan dalam menentukan jalan pilihannya, tidak da yang melarang
palinglah enak si orang bujang sayang
kemana pergi kemana pergi tiada yang m’larang

di bait ke tiga sebagai cerita puncaknya, bahwa diam-diam dengan segala tingkah laku bujang gadis tersebut, ternyata memiliki perasaan yang sama-saling menaruh hati.
di sana bingung disini bingung sayang
samalah sama samalah sama menaruh hati

Itulah cerita runtut dari isi jalinan pantun yang terdapat dalan lagu jali-jali di baris isi (3&4)

Selain memiliki pesan jelas yang terlihat pada bagian isi ( baris 3 dan 4), ternyata di dalam lampiran-lampiran yang terdapat dalam baris pertama dan kedua di setiap baitnya juga memiliki cerita dan makna sendiri yang unik:

Berikut beberapa cerita dan makna yang ada pada lagu jali-jali.

Apa itu jali-jali?
Jali-jali adalah sebuah tanaman biji-bian yang saat itu menjadi tanaman yang mudah didapat dan menjadikan banyak kegunaan bagi masyarakat didaerah betawi saat itu.

Tanaman ini sebenarnya adalah tanaman asli dari asia timur dan malay, namun untuk saat ini tanaman tersebut sudah menyebar kebebagai penjuru dunia.

Biji dari tanaman ini memiliki banyak kegunaan seperti 

menjadi pelor dalam permainan tembak-tembakan dari bilah bambu dan karet gelang dipermainan anak-anak, 

menjadi kerajinan tangan bagi para putri remajanya seperti meronce jali-jali sebagai tirai pintu kamar mereka. Sedangkan para alim ulama Betawi menjadikannya sebagai biji-biji tasbih untuk berzikir.

Menjadi Bubur Jali-jali. Bubur ini dibuat oleh para ibu betawi yang diyakini memiliki kandungan berkarbohidrat tinggi dan berkasiat sebagai obet.

Dengan kebergunaannya yang begitu komplek yang dimanfaatkan masyarakat betawi. Maka, Kata "jali" dimasukkanlah ke dalam perbendaharaan bahasa betawi yang memiliki arti khusus " BERSIH & RAPI".

Apa itu Mangga Udang?
Dalam lirik - lirik berikutnya juga menyebutkan sebuah kata dalam sampiran pantunnya yaitu "Mangga Udang". 

Buah mangga dengan bentuk melingkar persis badan udang tersebut ditampilkan dalam lagu tersebut karena memang buah itu. banyak dijumpai di daerah pinggiran jakarta dan tangerang. Selain buahnya.

Kenapa "Cikini"?
Dalam lirik lainnya juga menyebutkan sebuah kata "Cikini". Cikini adalah sebuah kota tua bersejarah di Pusat kota Jakarta, Cikini tempo dulu merupakan kawasan basis budaya dan wisata betawi. 

Disana tempo dulu terdapat sebuah Kebun Binatang Jakarta, yang sekarang telah dipindahkan keragunan. 

Disana pula dulu dijadikan tempat bersantai menikmati kesejukan paru-paru kota, tempat bermain dan kini menjadi Taman Ismail Marzuki (TIM) merupakan sebuah pusat kesenian dan kebudayaan

juga terdapat perlombaan lintasan "balap Anjing", yang itu semua kini sudah tidak ada lagi berubah menjadi menjadi kantor dan ruang kuliah mahasiswa fakultas perfilman dan televisi IKJ.

Lirik Langkap Lagu Jali-Jali

Seperti pada pantun pada umumnya, Lirik lagu jali-jali ini terdiri dan terbagi dalam susunan lirik sampiran (baris pertama dan ke 2) dan pesan yang disampikan (baris 3 dan 4), berikut lirik lengkap yang menyemarakkan lagu jali-jali:

ini dia si jali-jali
lagunya enak lagunya enak merdu sekali
capek sedikit tidak perduli sayang
asalkan tuan asalkan tuan senang di hati

palinglah enak si mangga udang
hei sayang disayang pohonnya tinggi pohonnya tinggi buahnya jarang
palinglah enak si orang bujang sayang
kemana pergi kemana pergi tiada yang m’larang

di sana gunung disini gunung
hei sayang disayang ditengah tengah ditengah tengah kembang melati
disana bingung disini bingung sayang
samalah sama samalah sama menaruh hati

jalilah jali dari cikini sayang
jali-jali dari cikini jalilah jali sampai disini.

Not Angka dan Balok Lagu Jali-jali

Lagu jali-jali ini memiliki nada yang mudah dan ringan dinyayikan oleh banyak orang bila dinyayikan dalam nada dasar D, juga dinyanyikan dalam tempo Allegro Moderato yang artinya dinyayikan sedikit lebih cepat dari moderato.

Moderato sendiri meiliki kecepatan sekitar 92 langkah per menit.


Ringkasan Lagu " Jali-Jali"


Pencipta Lagu: -
Asal Lagu : Jakarta
Nada Dasar: Do = D
Tempo Lagu: Allegro Moderato
Birama: 4/4
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar
close