Skip to main content

Lagu "Ibu Kita Kartini" | Sejarah, Makna, Hingga Partitur Not Angka Sederhana

myavitalia.com - Lagu "Ibu Kita Kartini" dari masa sekolah hingga mas menjadi orang tua, rasanya lagu tersebut adalah lagu yang sangat populer dikalangan para pelajar. Soalnya, waktu tempoe doeleo sebagai murid, belajar menghapal dan menyanyikan lagu "Ibu Kita Kartini" hanya dengan suara tanpa musik.

Hingga saat ini, lagu itu pun sering didengar dan dibawakan oleh anak-anak sekolah dasar (SD) dengan menerapkannya lagu tersebut untuk pembelajaran pianika.

Mereka mencoba menerapkan not demi not, bahkan kadang terdengar salah pencet hingga suaranya tidak pas, dan diulang berkali-kali.

Pianika dibawa ke sekolah, untuk mendapatkan bimbingan belajar pianika dari bapak dan ibu gurunya. Dan sampai dirumah anak-anak itu pun, melanjutkan mempelajarinya dengan memainkan kembali lagu Ibu kita kartini yang suaranya bisa sampai didengar oleh orang-orang disekitar rumahnya, oleh para tetangganya.

Dari kepopuleran lagu tersebut, apa dan bagimana sebenarnya Ibu Kita Kartini itu?


Lagu ibu kita kartini merupakan sebuah lagu wajib nasional yang diciptakan oleh WR Supratman, yang menceritakan sebuah tokoh nasional atau pahlawan yang memperjuangkan hak-hak kaum wanita pada jamannya, seperti hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak bahkan bisa setara dengan kaum laki-laki.

Sejarah RA Kartini

Siapa Kartini itu?

Ada semacam joke teka teki yang pernah didengar.

Siapa coba nama kecil ibu kita kartini?

Jawabannya: nama kecil ibu kita kartini adalah "Harum". Gak percaya? coba nyayikan sendiri lagu ibu kita kartini

" Ibu kita kartini Putri sejati, putri Indonesia ''HARUM" namanya.. harum kan..namanya?.

ya... dari secuil teka teki plesetan tersebut, nama ibu kita kartini, menjadi harum karena segala perjuangan yang telah dikakukannya untuk memerangi kebodohan dan perjuangannya terhadap kaum wanita untuk memperoleh pendidikan yang layak.

Ibu Kartini merupakan sorang keturunan jawa dari Jepara dengan nama lengkapnya adala Raden Ajeng Kartini, anak dari Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, seorang Bupati Jepara.

RA Kartini lahir di Jepara, pada 21 April 1879. Ia lahir dan tumbuh dalam lingkungan terpandang dan berkecukupan sebagai keluarga Bupati, sehingga secara fasilitas kebutuhan setiap hari dan pendidikan pun terpenuhi.

Ia boleh mendapat pendidikan di sekolah ELS (Europese Lagere School) hingga usia 12 tahun, sehingga secara otomatis juga beliau dapat belajar bahasa belanda saat itu.

Walaupun demikian, sebagai wanita atau perempuan saat itu masih saja terdapat diskriminasi khususnya mengenai masalah perempuan untuk mendapatkan pendidikan yang lebih.

Hal ini terlihat saat RS Kartini ingin melanjutkan pendidikannya ke Luar negeri namun tidak diperbolehkan. Setelah umur 12 tahun RS Kartini di pingit dan harus tinggal di rumah saja.

Walaupun dalam keadaan seperti itu, keinginan belajar dan rasa ingin tahunya tentang masalah perempuan bangsa eropa khususnya tentang pola pikirnya pun terus bergejolak, RA kartini pun rajin membaca buku-buku berbahasa Belanda, juga rajin berkomunikasi / berkorespondensi dengan teman-teman yang berasal dari Belanda, untuk mendapatkaninformasi yang lebih.

Keadaan seperti itu pun terus dijalani, hingga akhirnya pada usia 24 tahun, RA Kartini di jodohkan dengan Bupati Rembang, K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat, yang sudah pernah memiliki tiga istri, dan menikah pada 12 November 1903.

Pemikiran RA Kartini yang sudah terbuka akan pola pikir yang maju berkat pembelajaran yang telah dilalui baik korespondensi dan rajin membacanya tersebut. khususnya tentang penghargaan terhadap perempuan dan hak-haknya, ternyata di pahami oleh sang suami.

Maka RA Kartini diberikan sebuah kebebasan dan mendirikan sebuah sekolah wanita di sebelah timur pintu gerbang kompleks kantor kabupaten Rembang.

Sepuluh bulan kemudian RA kartini, melahirkan anak pertamanya pada ;13 September 1904 dengan nama Soesalit Djojoadhiningrat. Namun selang beberapa hari kemudian pada 17 September 1904, Kartini meninggal.

Kartini meninggal dunia pada usia 25 tahun dan dimakamkan di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang.

Dari perjalanan hidupnya tersebut, ternyata ada rekan dari belanda memiliki sebuah inisiatif ingin mengabadikan cerita perjuangnnya RA Kartini tersebut

Sahabat dari belanjanya itu Mr. J.H. Abendanont mengumpulkan surat-surat yang dikirimkannya tersebut dan dibuatlah sebuah buku dan diterbitkan dengan judul Door Duisternis tot Licht' atau Habis Gelap Terbitlah Terang.

Buku tersebut terbit pada tahun 1911 yang isinya merupakan sejumlah kutipan inspiratif, yang dapat menjadi inspirasi bagi kaum wanita saat ini, untuk terus meraih mimpi dan cita-citanya.

Dan yang menarik adalah bukuu tersebut bisa mengubah pandangan masyarakat belanda akan wanita pribumi.

Dengan Perjuangan RA Kartini akan kemajuan kaum wanita inilah, maka RA KArtini diberikan sebuah penghargaan sebagai Pahlawan Wanita pejuang Hak Wanita, dan secar resmi Hari kartini diperingati setiap tahunnya pada tanggal 21 April.

Lagu Ibu Kita Kartini (Lirik, Pencipta, dan Partitur Not Angka)

Setelah mengetahui sejarah singkatnya tadi, sudah layak dan sepantasnyalah, seorang Ibu kartini memperoleh sebuah lagu khusus untuknya untuk mengenang betapa mulia perjuangan beliau terhadap nasib kaum perempuan di Indonesia. Maka Di ciptakanlah lagu "Ibu Kita Kartini"

Lagu Ibu Kita Kartini diciptakan WR supratman yang juga pencipta lagu Indonesia Raya. Lagu tersebut memiliki 3 stanza, namun yang paling populer adalah 2 bait pada stanza pertama.

Berikut Lirik Lagu Ibu Kita Kartini

Stanza 1
Ibu Kita kartini
Putri sejati
Putri Indonesia
Harum Namanya

Ibu Kita Kartini
Pendekar bangsa
Pendekar kaumnya
Untuk Merdeka

Reff:
Wahai Ibu kita Kartini
Putri yang mulia
Sungguh besar cita-citanya
Bagi Indonesia

Stanza 2
Ibu kita Kartini
Putri jauhari
Putri yang berjasa
Se Indonesia

Ibu kita Kartini
Putri yang suci
Putri yang merdeka
Cita-citanya

Reff:
Wahai ibu kita Kartini
Putri yang mulia
Sungguh besar cita-citanya
Bagi Indonesia

Stanza 3
Ibu kita Kartini
Pendekar bangsa
Pendeka kaum ibu
Se-Indonesia

Ibu kita Kartini
Penyuluh budi
Penyuluh bangsanya
Karena cintanya

Reff:
Wahai ibu kita Kartini
Putri yang mulia
Sungguh besar cita-citanya
Bagi Indonesia

Lagu Ibu kita Kartini bisa dirasakan dengan enak dengan menyayikannya dalam tempo andante yang artinya perlahan tidak terlalu cepat biasanya memiliki kutukan antara 73–77 BPM.

Dan untuk nadanya yang pas, baiknya dibawakan dalam nada dasar DO = D dengan birama 4 / 4


Jika anda belum memiliki feel untuk menebak nada dalam menyayikannya atau memainkan alat musik. atau mungkin bagi para pendidik dalam mengajarkan not atau nada piano atau pianika, anda bisa melihatnya dalam partitur lagu not angka lagu Ibu kita kartini pada gambar di atas.

Demikian seputar Ibu Kartini dan Lagunya. Semoga bermanfaat.
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar
close