Skip to main content

Bangun dan Berjuanglah!! Lirik dan Makna Arti Lagu " Lir Ilir "

myavitalia.com -  Banyak Lagu-lagu ringan dan lagu-lagu dolanan dalam bahasa jawa menjadi sebuah lagu yang terus pupuler dari masa ke masa.

Ada beberapa karya lagu jawa memiliki sejarah sebagai wadah penyebaran agama Islam. Seperti lagu lagu "cubla-cublak suweng" karya dari sunan Giri yang sudah dibahas dalam artikel sebelumnya. Juga Lagu "lir-Ilir" uang akan kita bahas kai ini.

Lagu Lir ilir, merupakaan sebuah karya atau Ciptaan dari Sunan Kalijaga dalam menyebarkan agama Islam dengan pendekatan budaya yaitu dengan menggunakan karya lagu atau seni kebudayaan dimana saat itu ia tempati.

Sunan Kalijaga yang memiliki nama aslinya Raden Mas Syaid atau Raden Said ini merupakan satu-satunya sunan atau Wali Songo yang berasal dari keturunan jawa asli.

Dengan kepiawaiannya sebagai orang jawa asli dan jiwanya sebagai seorang sunan, tentunya memudahkan beliau dalam memasuki kebiasaan kebudayaan jawa, yaitu salah satunya dalah dengan menciptakan lagu Lir-Ilir yang menggunakan bahasa jawa sehari-hari.

Lagu lir-ilir ternyata bisa diterima dikalangan masyarakat Jawa. Pada masa kerajaan Islam berkuasa di Jawa, lagu tersebut menjadi sebuah lagu yang populer dikalangan anak-anak dan masyarakat jawa saat itu.

Bahkan tak jarang lagu tersebut dinyayikan sebagai lagu pengantar tidur oleh para ibu saat meninabobokkan bayi atau anak-anaknya yan masih kecil.

Dalam Perkembangannnya saat ini, Lagu Lir -ilir tidak lagi hanya sebatas karya lagu dan seni untuk kalangan tertentu, melainkan bisa diterima oleh masyarakat luas

Hal ini terbukti, karena begitu indah dan dalamnya makna lagu ini, pernah lagu ini digubah atau dibawakan oeh seorang Profesor "Harpa" yaitu Carroll McLaughlin dari Universitas Arizona untuk repertoar harpa dan dibawakan pada pagelaran jazz "Harp to Heart" dengan diikuti oeh beberapa musisi harpa lainnya seperti Maya Hasan (Indonesia), Hiroko Saito (Jepang), Kellie Marie Cousineau (AS), dan Lizary Rodrigues (Puerto Rico).


Makna dan Filosofi dari Lagu "LIR ILIR"

Sebuah lirik lagu yang dinyayikan seringkali hanyalah sebuah perumpamaan atau kiasan yang sebenarnya didalam lirik tersebut memiliki sebuah filosofi atau maksud yang dituju.

Hal ini juga nampak dalam Lagu "Lir Ilir" ini. Lirik lagu tersebut semua hanya sebuah kiasan yang menceritakan seorang anak pengembala yang harus segera terbangun dari tidurnya karena alam sudah bersemi indah dengan pepohonan yang menghijau, segera panjatlah sebuah pohon belimbing walaupun sangat licin, dan benahilah baju yang dipakai, jahit jika ada yang sobek, yang kemudiaan disore nanti kamu pantas menghadap seseorang yang akan kamu temui.

Dari setiap lirik tersebut ternyata ada hal yang ingin di sampaikan oleh penciptanya yaitu oleh Sunan Kalijaga saat itu, Khususnya saat itu sebagai umat islam:

"Lir-ilir, lir-ilir"

Sebagai umat muslim, segera bangun dan tersadarlah dari segala keterpurukan, jauhkan sifat malas

"Tandure wis sumilir, Tak ijo royo-royo, Tak senggo temanten anyar"

Kita sebagai manusia digambarkan sebagai seseorang yang terus berkembang dan bisa mengalami perubahan, awalnya dengan penuh kesempurnaan seperti hijaunya tamanam yang sedang bersemi dan selanjutnya tergantung dari kita, akan berubah seperti apa, berkembang atau akankah mengalami kemunduran.

Namun dari itu semua, kita diharapkan dapat bersemi terus menerus, jangan membiarkan iman kita sampai mati, terus berjuang sampai iman kita bertumbuh besar dan bisa menikmati kebahagiaan yang diandaikan sebagai kebahagiaan yang dirasakan oleh seorang pengantin baru.

"Cah angon, cah angon"

Cah angon adalah seorang anak penggembala. Ciri-ciri anak penggembala adalah polos, sederhana, namun dapat menuntun kawanan yang digembalakannya agar tetap pada arah tujuan yang ada.

Makan dari itulah kita sebagai umat sebagai seorang yang beriman, dapat menjadi panutan bagi sesama, tentunya juga terlebh dapat menuntun diri sendiri agat hati tetap sederhana, dan dalam tatanan yang benar sesuai tuntunan Allah sendiri.

"Penekno blimbing kuwi, Lunyu-lunyu yo penekno"

Lirik selanjutnya menuturkan bahwa si pengembala diperintahkan untuk memanjat pohon belimbing, walaupun dalam keadaan licin sekalipun. 

Pohon belimbing yang terdiri dari daun yang berwarna hijau (dipakai sebagai ciri khas warna Islam) dan Buah Beimbing dengan Lima (5) Gerigi yang membentuk seperti Bintang melambangkan sebagai 5 rukun Islam.

Jadi dari lirik tersebut dimaknai bahwa sebagai orang muslim, walaupun dengan perjuangan yang susah dan berat harus terus mempejuangkan atau menjalankan rukun Islam, apa pun resikonya itu.

"Kanggo mbasuh dodotiro, Kumitir bedhah ing pinggir, Dondomono jlumatono"

Kenapa harus memperjuangkan hal tersebut? jawabannya da pada lirik ini. yaitu pada dasarnya manusia tidaklah sempurna, manusia memiliki kelemahan yang sering membuat kita jatuh kedalam dosa (dododiro kumitir bedahing pinggir= pakaian yang koyak pada bagian samping).

Oleh karena itu, kita harus membenahi (dondomono julumatono = jahit dan benahlah), dan mencoba membersihkan diri dari segala yang menjatuhkan kita kedalam dosa (kanggo mbasuh dodotiro = Untuk mencuci baju) yaitu dengan  tetap pada tuntunan yang benar dengan menjalankan 5 rukun islam tersebut.

"Kanggo sebo mengko sore" = Untuk menghadapnya nanti sore

Itu semua sebagai bekal saat kita menghadap pada yang maha Kuasa (Allah SWT), pada penutupan hari.

Mumpung padhang rembulane, Mumpung jembar kalangane"

Perjuangan yang kita lakukan jangan sampai terlambat. Lakukanlah sekarang juga, di saat kita masih sehat (mumpung padhang rembulan = saat bulan masih bisa bersinar terang), disaat kita masih banyak waktu untuk melakukannya (Mumpung jembar kalangane =saat masih banyak waktu luang)

"Yo surako.. surak hore / iyo"

Dari semua waktu yang tersedia, kesempatan yang ada untuk memperjuangkan hal yang sejati itu. Maka katakanlah "IYA, OKE". Lakukan Sekarang juga, jangan menunda.

Itulah makna yang tersirat dari lirik-lirik yang ada pada lagu lir-ilir. Sebagai Manusia Indonesia yang mejemuk, Lagu Lir-ilir adalah sebuah lagu yang universal untuk mengingatkan bangsa ini menjadi bangsa yang bisa berahlak baik, berjuang demi kebenaran sejati. Apa lagi kita sebagai yang beragama Islam, Jadikanlah sebagai Islam yang Indah dan Menyejukkan bagi sesama.

Bagi anda yang tertarik dengan lagu ini, berikut lirik lengkap, not dan informasi umum mengenai lagu ini:

Not angka dan Chord Lagu Iir-Ilir


Lirik Lagu "Lir Ilir" beserta Terjemahanan / artinya dalam Bahasa Indoneisa

Lir-ilir, lir-ilir
Bangunlaah, bangunlah (dari tidur)

Tandure wis sumilir
Tanamannya sudah mulai bersemi

Tak ijo royo-royo
sungguh begitu menghijau

Tak senggo temanten anyar
Bagaikan gairah penganten baru

----

Cah angon, cah angon
Anak penggembala, anak penggembala

Penekno blimbing kuwi
Panjatlah pohon belimbing itu

Lunyu-lunyu yo penekno
Licin-Licin tetap panjatlah

Kanggo mbasuh dodotiro
Berguna untuk cuci pakaianmu

----

Dodotiro, dodotiro
Pakaian, pakaian

Kumitir bedhah ing pinggir
Yang Sobek di bagian Pinggir

Dondomono jlumatono
Jahitkah dan Benahilah

Kanggo sebo mengko sore
untuk menghadap nanti sore
-----

Mumpung padhang rembulane
Mumpung terang rembulannya

Mumpung jembar kalangane
Mumpung banyak waktu luang

Yo surako.. surak hore
Mari bersorak-sorak hore

Informasi Umum Lagu "Lir Ilir"

Asal Lagu  : Jawa Tengah
Judul Lagu: Lir Ilir
Pencipta Lagu : Sunan Kalijaga
Nada Dasar yang sering biasa dipakai : DO = C
Birama : 2/4
Tempo Lagu: Andante
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar
close